Revzan Museum
Heriyanto LKBH
DR ratih
Budi DPRD
Hilman
vina DPRD
Kapolres
yuswardi
previous arrow
next arrow
DAERAHLOKAL

Diduga Terlibat Alih Fungsi Kawasan Hutan Kepala UPT KPHP Bungkam, Tiga Wartawan Dikeroyok Saat Klarifikasi

Desa Keciput
desa bantan
desa perpat
tg pendam
Mintet
Kusmadi_Cerucok
Sukaria Dispora
SendySaputra
previous arrow
next arrow

BELITUNG TIMUR, SENDIKATBABEL.COM – Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Gunung Duren, Cahyono, memilih bungkam saat dikonfirmasi terkait dugaan keterlibatannya dalam penerbitan izin lahan seluas 43 hektare yang kini dialihfungsikan menjadi tambak udang Vaname di kawasan Tanjung Batu Burok, Desa Mengkubang, Kecamatan Damar.

Rekomendasi dari KPHP disebut menjadi dasar terbitnya Surat Keterangan Tanah (SKT) atas nama Yudi, meski penelusuran wartawan menunjukkan sebagian besar lahan tersebut masuk ke dalam kawasan Hutan Lindung Pantai (HLP) Burung Mandi, berdasarkan pencocokan titik koordinat dengan peta kehutanan.

Di lapangan, terlihat empat unit alat berat telah melakukan pembukaan lahan.
Sikap diam Cahyono memperkuat dugaan keterlibatan dalam alih fungsi kawasan hutan dengan memanfaatkan SKT sebagai legalitas.

Proyek tambak tersebut dikaitkan dengan PT Vaname Inti Persada (VIP).

Hingga kini, Gubernur Bangka Belitung Hidayat Arsani masih dalam proses dimintai konfirmasi atas persoalan ini. Dilansir media online BABELTERKINI.COM.

Klarifikasi Berujung Pengeroyokan

Pemberitaan ini berbuntut panjang. Tiga wartawanLendra Agus Setiawan, Herlambang, dan Jasman—diundang oleh Cahyono untuk melakukan klarifikasi di Manggar. Pertemuan berlangsung di Kedai Kopi 1001, lalu dilanjutkan dengan peninjauan lokasi tambak.

Di titik pertama, Cahyono mengambil koordinat menggunakan ponselnya dan menyatakan lokasi tersebut berada di luar kawasan hutan. Namun saat berpindah ke titik lain, hasil koordinat justru menunjukkan kawasan hutan. Cahyono pun mengakui, “Ini memang kawasan hutan.”

Namun, dalam perjalanan kembali ke mobil yang diparkir sekitar 300 meter dari lokasi, ketiganya dihadang oleh sekitar 30 orang tak dikenal. Mereka mendapat intimidasi hingga mengalami pengeroyokan fisik.

“Kami hanya ingin klarifikasi, tapi justru jadi korban kekerasan. Ini jelas bentuk penghalangan kerja jurnalistik,” tegas Lendra Kamis (17/7/2025).

Salah satu insiden pengeroyokan itu sempat terekam kamera ponsel. Terlihat seorang jurnalis dipukul oleh salah satu dari rombongan yang menghadang.

Peristiwa ini memicu kecaman publik serta dorongan agar aparat penegak hukum segera mengusut tuntas dugaan perusakan kawasan hutan dan kekerasan terhadap jurnalis.

Media ini terus menelusuri dan menghubungi pihak-pihak terkait untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut atas insiden kekerasan yang menimpa awak media di Belitung Timur ini.

(REDAKSI)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button